Kamis, 15 Maret 2012

LELAKI DALAM KESUNYIAN



Senja perlahan merayap  menghantarkan sang surya kembali keperaduannya, jingga  yang setia juga perlahan memudar  meski esok kan kembali merona di kaki langit.
Sang bayu perlahan  berhembus  dedaunan  menari-nari  melambai  setiap mata  yang memandang.Lelaki setengah tua itu kembali  menyusuri  jalan kecil di gang menuju rumahnya.Pukul  18.05 ia baru pulang bekerja.Sepanjang perjalanan ia terdiam seribu kata dengan  muka kusut  seperti sedang patah hati.
Ya ia sedang  patah hati untuk kesekian kali karena  baru saja putus hubungan dengan sang kekasih.Bukan lantaran ia  tak setia pada kekasih hatinya yang telah di pacarinya 3 tahun ini.Ia di putus  pacarnya karena  Diva kekasih hatinya telah berpaling kepada laki-laki kaya yang lebih mapan  secara ekonomi dan  strata sosial.
“Bayu,aku minta maaf  telah menyakiti hatimu,hubungan kita selesai cukup sampai disini,aku punya pilihan lain yang lebih di setujui orang tuaku,selamat tinggal Bayu,maafkan aku”
Masih terngiang  kata-kata  Diva  di telinga Bayu seperti disambar petir di siang hari.Memang selama inbi hubungan mereka tidak  mendapat restu dari orang tua Diva.Karena  keadaan Bayu yang masih hidup pas-pasan.Rumah masih kost ,mobil apalagi setiap hari pergi bekerja dengan naik Bus Trans Jakarta.
Setelah Diva menyampaikan  kata-kata putus saat mereka makan siang  jam istirahat kantor.Bayu tak tak bereaksi apapun.Tanpa kemarahan yang meledak –ledak akhirnya Bayu segera berlalu dari hadapan Diva.
Meski sebenarnya Diva masih ingin menjaga hubungan  mereka  dengan menganggap Bayu sebagai kakak,namun Bayu  memilih untuk melupakan Diva selamanya.
Diujung  telepon genggam  Bayu hanya mengatakan :
“Diva,kamu layak memilih yang terbaik,dan mungkin aku bukan yang terbaik untuk kau pilih,karena aku hanya punya cinta”
“Selamat tinggal lupakanlah aku selamanya,jangan pernah hubungi aku lagi”
Tak banyak kata yang terucap dari bibir Bayu  yang segera menutup telepon genggamnya dan memasukakn kembali ke saku celana.
Bayu berjalan kea rah kantor  yang tidak jauh dari café tempat janjian makan siang bersama Diva.Wajahnya nampak lesu  memasuki ruang kejanya.tak sedikitpun senyuman yang tersungging di pipinya.Yang setiap harinya ia dikenal ramah oleh rekan-rekan sekantornya.
“Yu,kamu kenapa kok jadi lesu begitu tidak seperti tadi pagi saat kulihat wajahmu yang ceria bercanda denganku”
Kata Rani teman Bayu satu ruangan.

“Ceritalah Bayu,siapa tahu aku bisa menolongmu atau paling tidak mengurangi beban di hatimu Yu”
Lanjut Rani.Sebenarnya Rani ini sudah lama memendam perasaan suka pada Bayu.Namun karena Bayu telah mempunyai  pacar Rani menyimpan rapat-rapat perasaan sukanya pada Bayu.
Bayu  hanya menjawab  :
“Tidak ada apa-apa Rani,semuanya baik –baik saja.”
Sambil  berlalu  meninggalkan ruang kerjanya utuk mengambil salah satu dokumen di ruang Managernya.
Rani masih tanda Tanya besar sebenarnya ada apa gerangan dengan Bayu.Tetapi Rani tahu diri mmenggu siatuasi yang tepat untuk mendekati Bayu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.Pukul 17.00 jam pulang kantor.Baru segera bergegas  pulang padahal biasanya ia masih nongkrong untuk bercanda bersama rekan-rekan lain.Hari itu ia langsung bergegas pulang.
Sesampainya di rumah ia hanya diam dalam kesunyian meski  senja telah hilang dan Dewi malam telah  bergulir  berhias senyum rebulan dan taburan gemintang.Bayu bergegas  keluar  menerawang ke angkasa  untuk menghibur hatinya yang remuk redam.
Dalam sunyi ia bicara pada keheningan bahwa cinta tak selalu memiliki.Bahwa  cinta itu adalah kerelaan orang yang dicintainya untuk bahagia selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar