Sang bayu perlahan berhembus dedaunan menari-nari melambai setiap mata yang memandang.Lelaki setengah tua itu kembali menyusuri jalan kecil di gang menuju rumahnya.Pukul 18.05 ia baru pulang bekerja.Sepanjang perjalanan ia terdiam seribu kata dengan muka kusut seperti sedang patah hati.
Ya ia sedang patah hati untuk kesekian kali karena baru saja putus hubungan dengan sang kekasih.Bukan lantaran ia tak setia pada kekasih hatinya yang telah di pacarinya 3 tahun ini.Ia di putus pacarnya karena Diva kekasih hatinya telah berpaling kepada laki-laki kaya yang lebih mapan secara ekonomi dan strata sosial.
“Bayu,aku minta maaf telah menyakiti hatimu,hubungan kita selesai cukup sampai disini,aku punya pilihan lain yang lebih di setujui orang tuaku,selamat tinggal Bayu,maafkan aku”
Masih terngiang kata-kata Diva di telinga Bayu seperti disambar petir di siang hari.Memang selama inbi hubungan mereka tidak mendapat restu dari orang tua Diva.Karena keadaan Bayu yang masih hidup pas-pasan.Rumah masih kost ,mobil apalagi setiap hari pergi bekerja dengan naik Bus Trans Jakarta.
Setelah Diva menyampaikan kata-kata putus saat mereka makan siang jam istirahat kantor.Bayu tak tak bereaksi apapun.Tanpa kemarahan yang meledak –ledak akhirnya Bayu segera berlalu dari hadapan Diva.
Meski sebenarnya Diva masih ingin menjaga hubungan mereka dengan menganggap Bayu sebagai kakak,namun Bayu memilih untuk melupakan Diva selamanya.
Diujung telepon genggam Bayu hanya mengatakan :
“Diva,kamu layak memilih yang terbaik,dan mungkin aku bukan yang terbaik untuk kau pilih,karena aku hanya punya cinta”
“Selamat tinggal lupakanlah aku selamanya,jangan pernah hubungi aku lagi”
Tak banyak kata yang terucap dari bibir Bayu yang segera menutup telepon genggamnya dan memasukakn kembali ke saku celana.
Bayu berjalan kea rah kantor yang tidak jauh dari café tempat janjian makan siang bersama Diva.Wajahnya nampak lesu memasuki ruang kejanya.tak sedikitpun senyuman yang tersungging di pipinya.Yang setiap harinya ia dikenal ramah oleh rekan-rekan sekantornya.
“Yu,kamu kenapa kok jadi lesu begitu tidak seperti tadi pagi saat kulihat wajahmu yang ceria bercanda denganku”
Kata Rani teman Bayu satu ruangan.
“Ceritalah Bayu,siapa tahu aku bisa menolongmu atau paling tidak mengurangi beban di hatimu Yu”
Lanjut Rani.Sebenarnya Rani ini sudah lama memendam perasaan suka pada Bayu.Namun karena Bayu telah mempunyai pacar Rani menyimpan rapat-rapat perasaan sukanya pada Bayu.
Bayu hanya menjawab :
“Tidak ada apa-apa Rani,semuanya baik –baik saja.”
Sambil berlalu meninggalkan ruang kerjanya utuk mengambil salah satu dokumen di ruang Managernya.
Rani masih tanda Tanya besar sebenarnya ada apa gerangan dengan Bayu.Tetapi Rani tahu diri mmenggu siatuasi yang tepat untuk mendekati Bayu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.Pukul 17.00 jam pulang kantor.Baru segera bergegas pulang padahal biasanya ia masih nongkrong untuk bercanda bersama rekan-rekan lain.Hari itu ia langsung bergegas pulang.
Sesampainya di rumah ia hanya diam dalam kesunyian meski senja telah hilang dan Dewi malam telah bergulir berhias senyum rebulan dan taburan gemintang.Bayu bergegas keluar menerawang ke angkasa untuk menghibur hatinya yang remuk redam.
Dalam sunyi ia bicara pada keheningan bahwa cinta tak selalu memiliki.Bahwa cinta itu adalah kerelaan orang yang dicintainya untuk bahagia selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar