Kamis, 15 Maret 2012

UNTAIAN SUARA HATI

KETEGARANKU
tarian embun pagi merintik membasahi dedaunan dan genting-genting,nyanyian burung merdu menyambut elegi pagi yang perlahan berlalu saat sang surya telah mengintip dari balik jendela langit ah kutarik pipi kanan dan kiriku untuk menghasilkan sebuah senyuman pagi mengawali hari,sambil kurenda asa dengan semangat,hari ini harus lebih tinggi memanjat pilar mimpi yang ku pancang di tiang jiwaku menguliti hati dari belenggu risau yang agar terkelupaslah semua gamang yang bergelayut di pori-pori hatiku,semoga senyum ini selalu terkembang diseraut wajah sunyilangkah demi langkah merekah semampu pijakan kakiku,dengan segenap kekuatan dayaku mulai menyusuri setapak perjalanan menembus batas waktuyang tentunya dengan segenap rasa yang selalu terjaga karenamu sumber energi bahan bakar yang selalu menyemangati saat aku merasa didera kerapuhanbahagia sekaligus tenang ketika mendengar kesanggupanmu membersamaiku selalu dalam suka maupun duka sepanjang sisa waktuku, aku tegar dan tersenyum karenamu
cengkareng, 28 pebruari 2012

KETIKA AKSARA BICARA
ketika aksara mewakili hati yang berkata, tanpa suara hanya guratan rasa tertuang dalam aksara,yang menjelma bait-bait rindu yang menggema,ketika aksara berbicara tak kan sanggup mewakili ungkapan semua suara jiwa,ketika aksara bicara teruntai dalam indahnya kata yang terangkai dalam bait-bait syahdu,mengalahkan merdunya senandung kidung sunyi yang mengalun dengan nada nada biru,ketika aksara bicara pada sang waktu yang bergulir sepanjang lorong tak berujung,dahsyat mengalahkan dentuman meriam yang menghancurkan asa yang membeku,ketika aksara bicara pada karang karang di tengah lautan maka ia lebih teguh dari padanya,gemulai malam membelai jiwa yang sunyi di hamparan semestanya hati satu persatu merakit aksara,meski tak sempurna, meski tak bersuara, meski tak sehebat pujangga,namun kuyakinkan aksaraku membawa makna padamu,ketika aksara terbaris dalam gugusan jiwa yg senyap dalam kepekatan malam,aku bicara lewat aksara nyaris tak tersisa namun tak jua habis ungkapan jiwa,pada seutas benang kasih ku ikatkan hatiku dengan rasa yang kau titipkan,melalui askara yang terangkai dalam bait-bait rasa tanpa syarat,ketika aksara bicara dalam hening di ujung hati yang merona terbias kiasan jingga cakrawala,rajutan itu tak rentan,tak lekang oleh waktu yang berderai berganti hari,rembesan rasa jua tak kan kering oleh terik surya,saat cakrawala jingga yang berpendar dalam jiwa,adalah goresan aksara pada hamparan kabut putih,sesejuk embun pagi yang membasahi raga,tak luput dari pelukan hangatnya surya yang kian terik,segurat makna berbicara lewat aksara,tak kan kusudahi merenda hati pada semestanya rasa,pada sebuah cincin yang kusematkan dalam jiwamu,terbawa hingga ujung samudra dunia engkau jelajahi,sebagai  ikatan antara 2 hati yang terpatri janji setia hingga maut datang menjemput,cinta tanpa syarat hanya ada tulus berlapiskan setia,seiring ku senandungkan kidung sunyi tulus untukmu,menunggui raga sua kembali di kolong langit,dan akhir dari episode aksara berbicara adalah kesetian tanpa batas,ketulusan tanpa sekat,
cengkareng, 2  Maret 2012


PELANGI  ITU
lengkungan pelangi itu membias di ujung siang yang beranjak senja,merona di kaki langit setelah hujan berhenti merinai,indahnya hanya mampu dinikmati dari kejauhan,
meski ku kejar sedekat mungkin tangan ini takkan mampu menggapainya,hanya kedua mata coklatku yang mampu menangkapnya dalam bayangan retinaku,
cukup untukku karena aku hanya boleh menikmati keindahan pelangi bukan untuk merengkuhnya,bukan untuk menggenggamnya,namun hanya sebatas merasakan keindahannya di mataku, lalu setelahnya senja perlahan memudar,surya telah sembunyi dibalik bukit menjemput dewi malam untuk menyelimuti buana,pelangi indahku telah lenyap hilang tak berbekas,hanya di mataku bekas keindahan akan terabadikan dalam hati,
aku harus menunggu setelah hujan untuk bertemu dengan lekungan pelangi indah,kembali menikmati dengan binar mataku,yang entah kapan,ku kan menunggu nya sampai hari dimana sunyi pecah kembali oleh lekungan pelangi
ada dan tiada,bisa atau tiada ku sentuh dengan jemari untuk kuraih pelangi itu tetap merona dalam jiwaku,mewarnai seluruh hidupku dan memberiku kekuatan di sisa usiaku,membias di seluruh raga dan jiwaku
7 Maret 2012


SENANDUNG KIDUNG SUNYI 
aku pernah mengadu pada rinai hujan yang waktu itu bersamaan dengan hujan dimatakumencurahkan segala kepenatan jiwaku tentang keletihanku di pertigaan malam'yang begitu sunyi yaa aku karib dengan sunyi untuk menumpahkan semua risau dan pekatnya rasa yang bergemuruh dalam hatiku entahlah ketika aku sendiri dalam sunyi semua terasa indah hening dan aku bisa berbincang denganNya tentang keluh kesahku melalui doa senandung kidung sunyi adalah ungkapan jiwaku yang sebenarnya tentang rasa yang yang tak berbatas rasa yang membuatku masih tegar sampai hari ini menapaki sisa usia senandung kidung sunyiku adalah keindahan rasaku atasMu dan atasmu kan kujaga hingga akhir hayatku senandung kidung sunyi itu adalah aku dengan segenap jiwaku yang kian meretas tanpa batas aku dan waktu hanya ada satu dirimu dalam rasaku
 25 Februari 2012


PULANG
senja saat ini begitu ranum jingganya merona sampai dasar hatiku,membias dikaki langit memetik gumpalan awan seputih kapas sebelum usai dan pulang di balik bukit aku menikmatinya dari balik kaca jendela,ranumnya membuatku bersemangat untuk segera pulang kerumah mendekap dua putri kecilku yang lucu dan pintar membuatku semakin gemes dan melenyapkan rasa lelah setelah bekerja tak henti aku bersenandung riang diantara wajah kusutku dan letih yang mendera tetap semangat jalani hari untuk masa depan anak-anakku tercinta


JEDA 
dan kabut mulai menipis embun mulai lenyap terserap hangatnya surya pagi,mimpi-mimpi telah usai dan berterbangan ke atas awan menggantung pada gumpalan awan putih dan akan turun bersama hujan yang entah kapan saatnya serpihan asa yang berserak diantara butiran debu ku kais satu persatu untuk ku rangkai dengan bertetesan peluh berharap segala sesuatunya menjadi lebih baik dan untaian debu yang ku pintal menjadi kepingan permata yang entah mampu atau tidak yang bisa atau tidak,setidaknya usaha dan doa tak henti kuramu untuk melengkapinya karena jeda waktu ini adalah penantian dimana aku juga kan pergi selamanya menghadapNya



GURAT-GURAT LUKA
gurat-gurat itu menandakan kerutan atas kesakitan yang terabaikan namun ternikmati karena biasa dalam kondisi itu sebelumnya bahkan seperti telah senyawa dalam jiwa lelah sudah pasti letih memang namun bertahan dalam situasi hidup untuk perubahan yang lebih baik itu suatu keharusan agar tidak bergerak mundur malah harus maju tak ada jalan yang mulus tanpa terjal,tanpa badai,tanpa duri atau rintang yang lain kalaupun ada itu pengecualian karena ia memang sudah terlahir didalam segala kemudahan untuk pijakan kaki meneruskan nafas hidup pada suatu penantian yang kekal yang nantinya hanya menikmati atau memetik semua atas apa yang ditanam


SENANDUNG MALAM 
lega rasanya dalam pelukan malam aku menikmati senyum indah rembulan dan taburan kerlip gemintang masih terasa sang bayu mengecup pelipis ku dan membisikkan kabar tentang jingga yang ranum senja tadi terburu buru sembunyi di balik bukit sunyi ini masih hening dalam kesenyapan yang indah diantara merdunya senandung angin malam dan masih terasa aroma rasa yang kau hembuskan diantara nafasmu yang memburu senjaku sunyi terpecah dan terkesima oleh jingga dengan gagahnya meronakan buana di kaki langit yang terhampar luas tanpa batas bersamaan dengan bergulirnya jarum jam kehidupan selalu kunikmati kesunyian ini dengan keindahan yang terindah dengan caraku yang sederhana dengan segenap kedamaian hatiku yang sahaja tentunya dengan keheningan senandung kidung sunyi jiwaku atas segala rasaku yang meretas tanpa batas senandung kidung sunyi
cengkareng , 21 Pebruari 2012


HARAPKU 
harapku dari cemasku yang berlebihan adalah perwujudan rasa yang tak pernah bisa dilihat oleh mata namun kekuatan rasa hanya bisa kau rasakan dengan hati saat sunyi benar telah merasuk dalam jiwamu pada langit yang membiru ku bentangkan segala asa dan rasa ini agar terus membiasa hingga cakarawala jingga hadir menuansakan senja dengan rona binarnya mendamaikan kalbu aku masih dengan senandungku yang hanya bisa dicerna oleh hati adalah kidung sunyi yang mendamaikan jiwamu dengan aksara yang tak sempurna ini selebihnya aku akan tetap berdiri dan melangkah dengan kekuatan rasa yang kumiliki dan kujaga hingga akhir hayatku


SENJA
 perlahan,senja telah menguliti siang surya mulai pulang sembunyi di balik bebukitan senja meranum memerah remah di antara sepoi bayu membelai dedaunan tarian ilalang di ujung bukit itu menghiasi pandangan retianaku saat kutangkap bayanganmu nanar di balik rerimbunan ilalang yang mulai melayu dan menguning lunglai menyapu rerumputan remah gemulai tarian jiwa ketika senja telah terbuai pendaran cakrawala jingga di ujung persimpangan waktu yang mulai terkikis malam dan senja dengan segala ketenangan disisi sunyi yang membuncah diantara serpihan hati yang mensahajakan sekeping jiwa yang terkatup'oleh sisa kelukaan yang mengering oleh terik tak ada keelokan yang lain selain binarnya pagi oleh senyuman surya yang hangat dan ranum tawa riang senja dalam pelukan jingga yang mulai temaram aku dan sang waktu hanya ada'satu kisah yang tak pernah usai sampai mata ini terpejam selamanya.


LENTERA MALAM
Hilang dalam terang menepis selintas galau dalam benak yang telah sesak oleh penat dan kegamangan kala hati benar-benar larut dalam rasa yang membuatku perlahan bangkit dari kerapuhan pagi itu senyum mentari mulai mengembang di ufuk timur yang menghangatkan tulang dan pori-poriku yang sebelumnya terserang dingin yang mengigil memang embun pagi'tadi juga telah membasuh kelukaan dan kesuraman bathin yang terlalu lama dalam keletihan lalu embun itu perlahan menghilang,menguap ke awan meski esok dini hari kan kembali merintik setelahnya bergegas ku kemasi mimpi - mimpi yang tertunda terbeli untuk esok ku rajut kembali menjadi untaian asa yang terkembang hari demi hari selanjutnya sampai saat siang memanggang terik membebaskan keringat dari tubuhku untuk menetes dan mengering dengan sendirinya lalu aku dengan kepalan tanganku dan masih melanjutkan kisah ini menyusuri lorong dan setapak mengais debu-debu dan puing-puing asaku yang berserak untuk kupunguti ku kemas dalam rangsel jiwaku sampai akhirnya waktu mengharuskan mentari untuk pulang ke peraduannya dengan pendaran jingga di kaki langit yang menghampar dalam pelukan senja melengkapi keindahan cita rasa dalam karsaku yang sebenarnya hingga senja dan jingga telah benar-benar hilang dari pandangan karena harus menjemput dewi malam untuk menyelimuti buana dalam gelap yang dihias senyum rembulan dan tabur gemintang dan angin malam yang syahdu masih setia mengalunkan tembang senandung kidung sunyi untuk semua jiwa yang lelap dalam pelukan malam kini jiwa yang damai lelap sudah hilang dalam terang nya malam yang membuncahkan gelap masih ada sejuta harap untuk esok seandainya malam ini muram karena tak ada senyum purnama dan pijar kejora masih ada lilin dan lentera tuk menyirnakan gelap dan hilang dalam terang senandung kidung sunyi
cengkareng, 21 Pebruari 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar